BAB
I
PENDAHULUAN
Molekul
terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom
tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit (dari atom tunggal, seperti
gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau
bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam
ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut.
Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri
yang berbeda.
Molekul-molekul
di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan
kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau
syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak
sembarang suatu unsur membentuk molekul.
Ikatan
kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Ikatan kimia
itu sendiri bertujuan agar mencapai kestabilan dalam suatu unsur. Ketika atom
berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian terluarnya saja yang
bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari ikatan kimia
kita hanya perlu membahas elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam
ikatan kimia tersebut.
Ikatan
kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik ataupoliatomik menjadi
stabil. Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar
molekul dengan cara sebagai berikut :
· Atom yang 1 melepaskan elektron,
sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
·
Penggunaan bersama pasangan elektron
yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
·
Penggunaan bersama pasangan elektron
yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
Tujuan
pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu
unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron
valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan
ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA
atau golongan 8A (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia;
atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet,
yaitu atom Helium). Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi
elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.
Struktur
molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk
molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan
kimia, baik itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta
ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang
sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat
banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan
DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang,
mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan
molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang
berbeda.
Molekul-molekul
di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan
kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau
syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak
sembarang suatu unsur membentuk molekul.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR
MOLEKUL
Struktur
molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk
molekul. Molekul
terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan
kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia
lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari
atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada
polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara
atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia
molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada
lima bentuk geometri yang berbeda.
Molekul-molekul
di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan
kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau
syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak
sembarang suatu unsure membentuk molekul.
Molekul didefinisikan
sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan
sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup
stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik.
Dalam kimia organik danbiokimia,
istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan biomolekulbermuatan
pun dianggap termasuk molekul.
Dalam
teori kinetika gas,
istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas
apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini,
atom-atom gas muliadianggap sebagai molekul walaupun
gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.
Sebuah
molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama
(misalnya oksigen O2),
ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda
(misalnya air H2O).
Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat
oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion)
secara umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
B.
TEORI DOMAIN ELEKTRON
Teori Domain Elektron adalah
suatu cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak-menolak
elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori Domain Elekton akan
menjelaskan susunan elektron dalam suatu atom yang berikatan. Posisi elektron
ini akan mempengaruhi bentuk geometri molekulnya dan bentuk geometri ini akan
dijelaskan melalui
teori VSEPR(Valence Shell Electron Pair Repulsion).
teori VSEPR(Valence Shell Electron Pair Repulsion).
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pain Repulsion) yaitu
teori tolak menolak pasangan – pasangan elektron pada kulit terluar atom
pusat.Teori ini menekankan pada kekuatan tolak menolak diantara pasangan
-pasangan elektron pada atom pusat urutan kekuatannya adalah sebagai berikut
:Pasangan Elektron Terikat (PET) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Domain
Elektron berarti kedudukan electron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah
domain elektron ditentukan sebagai berikut:
- Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal,rangkap
dua atau rangkap tiga) berarti 1 domain
- Setiap pasangan elektron bebas berarti satu domain.
Contoh Molekul dan Strukturnya:
C. HIBRIDISASI
Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang
sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital
yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini
adalah bagian tak terpisahkan dari teori
ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori ikatan
valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan
teori VSEPR.
Teori
hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk
menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan
S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan
dalam metana.
·
HIBRID sp3
Hibridisasi
menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk
sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4),
maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat
dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan
dasar karbon
adalah 1s2 2s2 2px1 2py1 atau
lebih mudah dilihat:
(Perhatikan bahwa orbital 1s memiliki
energi lebih rendah dari orbital 2s, dan orbital 2s berenergi
sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p)
Teori ikatan
valensi memprediksikan,
berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah,
bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2.
Namun, metilena adalah molekul yang sangat
reaktif (lihat pula: karbena), sehingga
teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4. Orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4.
Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara
teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi (adalah
benar untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang
memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang tindih
orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen
pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.
Untuk
menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi
digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih)
elektron:
Proton yang
membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon.
Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini
meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan
meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi
gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai
orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen,
orbital 2s (orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan)
"bergabung" dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3 (dibaca s-p-tiga)
menjadi:
Pada CH4,
empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital
1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan
ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan
pengamatan.
Sebuah
pandangan alternatifnya adalah dengan memandang karbon sebagai anion C4−.
Dalam kasus ini, semua orbital karbon terisi:
Jika kita
menrekombinasi orbital-orbital ini dengan orbital-s 4 hidrogen (4 proton,
H+) dan mengijinkan pemisahan maksimum antara 4 hidrogen (yakni
tetrahedal), maka kita bisa melihat bahwa pada setiap orientasi
orbital-orbital p, sebuah hidrogen tunggal akan bertumpang tindih
sebesar 25% dengan orbital-s C dan 75% dengan tiga orbital-p C.
HaL ini sama dengan persentase relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3 (25% s dan
75% p).
Menurut teori hibridisasi orbital,
elektron-elektron valensi metana seharusnya memiliki tingkat energi yang sama,
namun spektrum fotoelekronnya [3] menunjukkan bahwa terdapat dua
pita, satu pada 12,7 eV (satu pasangan elektron) dan saty
pada 23 eV (tiga pasangan elektron). Ketidakkonsistenan ini dapat dijelaskan
apabila kita menganggap adanya penggabungan orbital tambahan yang terjadi
ketika orbital-orbital sp3 bergabung dengan 4
orbital hidrogen.
·
HIBRID sp2
Senyawa karbon
ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada metana.
Misalnya etilena (C2H4) yang
memiliki ikatan rangkap dua di antara karbon-karbonnya. Struktur Kekule
metilena akan tampak seperti:
Karbon akan
melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital
hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi seperti yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di antara
karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat yang sama.
Dalam hibridisasi sp2,
orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital 2p:
membentuk 3 orbital sp2 dengan
satu orbital p tersisa. Dalam etilena, dua atom karbon membentuk sebuah ikatan
sigma dengan bertumpang tindih dengan dua orbital sp2 karbon
lainnya dan setiap karbon membentuk dua ikatan kovalen dengan hidrogen dengan
tumpang tindih s-sp2 yang bersudut 120°.
Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk
oleh tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi boleh terjadi
maupun tidak).
Jumlah
huruf p tidaklah seperlunya terbatas pada bilangan bulat,
yakni hibridisasi seperti sp2.5 juga dapat terjadi.
Dalam kasus ini, geometri orbital terdistorsi dari yang seharusnya. Sebagai
contoh, seperti yang dinyatakan dalam kaidah
Bent, sebuah ikatan
cenderung untuk memiliki huruf-p yang lebih banyak ketika ditujukan
ke substituen yang lebih elektronegatif.
·
HIBRID sp
Ikatan kimia
dalam senyawa seperti alkuna dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan
dengan hibridisasi sp:
Dalam model
ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p,
menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p.
Ikatan kimia dalam asetilena (etuna) terdiri dari tumpang
tindihsp-sp antara dua atom karbon membentuk ikatan sigma,
dan dua ikatan pi tambahan yang dibentuk oleh
tumpang tindih p-p. Setiap karbon juga berikatan dengan
hidrogen dengan tumpang tindihs-sp bersudut 180°.
D. HIBRIDISASI dan BENTUK MOLEKUL
Jenis molekul
|
Utama kelompok
|
Logam transisi
|
AX2
|
·
Linear
(180°)
·
hibridisasi sp
·
E.g., CO2
|
·
Tekuk
(90°)
·
hibridisasi sd
·
E.g., VO2+
|
AX3
|
·
Datar
trigonal (120°)
·
hibridisasi sp2
·
E.g.,
BCl3
|
·
Piramida
trigonal (90°)
·
hibridisasi sd2
·
E.g.,
CrO3
|
AX4
|
·
Tetrahedral
(109.5°)
|
|
·
hibridisasi sp3
·
E.g.,
CCl4
|
·
hibridisasi sd3
·
E.g.,
MnO4−
|
|
AX5
|
-
|
·
hibridisasi sd4
·
E.g.,
Ta(CH3)5
|
AX6
|
-
|
·
hibridisasi sd5
·
E.g.,
W(CH3)6
|
AX2
|
-
|
·
Linear
(180°)
·
orbital s
·
E.g.,
Ag(NH3)2+
|
AX3
|
-
|
·
Datar
trigonal (120°)
·
orbital s
·
E.g.,
Cu(CN)32−
|
AX4
|
-
|
·
Datar
persegi (90°)
·
hibridisasi sd
·
E.g.,
PtCl42−
|
AX5
|
·
Bipiramida
trigonal (90°, 120°)
|
|
·
hibridisasi sp3
·
E.g.,
PCl5
|
·
hibridisasi sd
·
E.g.,
Fe(CO)5
|
|
AX6
|
·
Oktahedral
(90°)
|
|
·
hibridisasi sp3
·
E.g., SF6
|
·
hibridisasi sd2
·
E.g., Mo(CO)6
|
|
AX7
|
·
Bipiramida
pentagonal (90°, 72°)
|
|
·
hibridisasi sp3
·
E.g., IF7
|
·
hibridisasi sd3
·
E.g.,
V(CN)74−
|
|
AX8
|
·
Antiprisma
persegi
|
|
·
hibridisasi sp3
·
E.g., IF8−
|
·
hibridisasi sd4
·
E.g.,
Re(CN)83−
|
Berbagai macam tipe hibridisasi:
Orbital Asal
|
Orbital Hibrida
|
Bentuk orbital Hibrida
|
Gambar
|
||
s,p
|
sp
|
Linear
|
|||
s,p,p
|
sp2
|
Segitiga sama sisi
|
|||
s,p,p,p
|
sp3
|
Tetrahedron
|
|||
s,p,p,p,d
|
sp3d
|
Bipirimida trigonal
|
|||
s,p,p,p,d,d
|
sp3d2
|
oktahedron
|
|||
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori
ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa ikatan antar atom terjadi dengan
cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang
tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.
Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan
yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s – s relatif lemah.
Sub kulit “p” dapat bertindih dengan sub kulit “s” atau sub kulit “p” lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit “p” terkonsentrasi pada arah tertentu.
Contoh:
a. Molekul HF:
Sub kulit “p” dapat bertindih dengan sub kulit “s” atau sub kulit “p” lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit “p” terkonsentrasi pada arah tertentu.
Contoh:
a. Molekul HF:
- konfigurasi atom H : 1s1
- konfigurasi atom F: 1s2 2s2 2Px2 2py2 2pz1
Tumpang tindih terjadi antara sub kulit 1s
dari atom H dengan orbital 2pz dari aton, F. Pertindihan demikian disebut pertindihan
sp.
b. Molekul H2O:
- konfigurasi atom H : 1s1
- konfigurasi atom O: 1s2 2s2 2Px2 2py1 2pz1
Dalam atom O terdapat 2 elektron dalam keadaan
yang tidak berpasangan (orbital 2py dan 2pz), masing-masing orbital ini akan
bertindihan dengan orbital 1s dari 2 atom H. Kedudukan orbital-orbital p saling
tegak lurus, diharapkan sudut ikatannya sebesar 90o, tetapi karena adanya
pengaruh pasangan elektron 2px, maka kedua ikatan tersebut akan tertolak dan
membentuk sebesar 104.5O
c. Molekul CH4
- konfigurasi atom H: 1s1
- konfigurasi atom C: 1s2 2s2 2Px1 2py1 2pz0
Untuk mengikat 4 atom H menjadi CH4, maka 1
elektron dari orbital 2s akan dipromosikan ke orbital 2pz, sehingga konfigurasi
elektron atom C menjadi: 1s1 2s1 2px1 2py1 2pz1 . Orbital 2s mempunyai bentuk
yang berbeda dengan ketiga orbital 2p, akan tetapi ternyata kedudukan keempat
ikatan C-H dalam CH4 adalah sama. Hal ini terjadi karena pada saat orbital 2s,
2px, 2py dan 2pz menerima 4 elektron dari 4 atom H, keempat orbital ini berubah
bentuknya sedemikian sehingga mempunyai kedudukan yang sama. Peristiwa ini
disebut “hibridisasi”. Karena perubahan yang terjadi adalah 1 orbital 2s dan 3
orbital 2p, maka disebut hibridisasi sp3. Bentuk molekul dari ikatan hibrida
sp3 adalah tetrahedron.
BEBERAPA BENTUK GEOMETRI IKATAN, ANTARA LAIN :
Jenis ikatan
|
Jumlah ikatan maksimum
|
Bentuk geometri
|
Sp
|
2
|
Linier
|
sp2
|
3
|
Segitiga datar
|
sp3
|
4
|
Tetrahedron
|
dsp3
|
5
|
Trigonal bipiramid
|
sp2d ;
dsp2
|
4
|
Segiempat datar
|
d2sp3 ;
sp3d2
|
6
|
Oktahedron
|
E.
FAKTOR – FAKTOR yang MEMPENGARUHI BENTUK
MOLEKUL
·
Berdasarkan teori domain elektron:
1. Setiap
pasangan elektron pada kulit terluar, baik pasangan elektron ikatan maupun
pasangan elektron bebas menempati ruang tertentu, yang disebut domain.
2. Ikatan
rangkap menempati satu domain, karena pasanngan elektron pada ikatan rangkap
berada pada daerah atau ruang yang sama diantara dua atom yang berikatan.
3. Pasangan
elektron bebas dan pasanga elektron ikatan rangkap menempati ruang lebih besar
dibandingkan ruang yang ditempati pasangan elektron ikatan tunggal.
4. Setiap
pasangan elektron saling tolak – menolak satu sama lain dengan urutan kekuatan
tolakan: PEB-PEB > PEI-PEB > PEI-PEI (PEB = pasangan elektron bebas, PEI
= pasangan elektron ikatan)
5. Setiap
domain pasangan elektron mengambil tempat sedemikian rupa sehingga tolakan
diantara pasangan elektron sekecil mungkin.
6. Bentuk
molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatan.
·
Berdasarkan hibridisasi :
1. Hanya
orbital-orbital yang memiliki tingkat energy berdekatan yang dapat bercampur
menghasilkan orbital hibrid yangn baik.
2. Jumlah
orbital hibrid yang dihasilkan sama dengan banyaknya orbital yang bercampur.
3. Orbital
hibrid diberi lambing sesuai dengan jenis dan jumlah orbital yang bercampur.
4. Orbital
hibrid memiliki tingkat energi diantara tingkat energy orbital-orbital atom
yang bercampur. Urutan tingkat energi orbital hibrid: sp < sp2 < sp3 <
dsp2 < d2sp3.
5. Dalam
hibridisasi yang bercampur adalah sejumlah orbital bukan sejumlah elektron.
6. Orbital
– orbital hibrid memiliki orientasi ruang yang menentukan struktur
molekul.
BAB
III
KESIMPULAN
·
Molekul terdiri dari sejumlah atom yang
bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang
sangat sedikit , sampai jumlah yang sangat banyak. Bentuk molekul,
yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat
fisika dan kimia molekul tersebut.
·
Struktur molekul adalah penggambaran
ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul.
·
Teori Domain Elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul
berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori
Domain Elekton akan menjelaskan susunan elektron dalam suatu atom yang
berikatan.
·
Hibridisasi adalah
sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang
sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.
·
Berdasarkan teori domain elektron,
Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatan ( PEI ).
·
Berdasarkan hibridisasi orbital –
orbital hibrid memiliki orientasi ruang yang menentukan struktur molekul.
DAFTAR
PUSTAKA
Jahro, Iis Siti. 2013. Ikatan
Kimia. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan
Johari,
JMC.2009.Kimia 2.Jakarta: PT.Gelora
Aksara Pratama
Suharsini,
Maria dan Dyah Saptarini. 2007. Kimia
dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca